Kurang Serat Picu Kanker
Pernahkah Anda merasa sulit buang air besar atau buang air besar tidak lancar? Mungkin hal ini disebabkan oleh konsumsi serat Anda yang kurang.
Serat makanan (dietary fiber) adalah bagian dari makanan yang tidak bisa dicerna dan diserap untuk menghasilkan energi. Serat didapat dari makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan gandum.
Serat tidak diserap dan dicerna selama di usus halus dan terutama bekerja di usus besar. Peran serat dalam sistem pencernaan cukup banyak antara lain meningkatkan kandungan cairan feses (kotoran), mempercepat transit time (waktu yang diperlukan saat makanan masuk mulut hingga sisa-sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses), menurunkan kadar toksin, meningkatlan fermentasi usus besar, menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah dan menurunkan efek gula darah makanan yang mengandung karbohidrat.
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, diketahui bahwa tingkat konsumsi serat orang Indonesia sangat rendah yaitu sekitar 10,5 gram per hari. Padahal seharusnya kita mengkonsumsi serat sebanyak 25 gram per hari untuk orang dewasa. Dan kecenderungan orang kota lebih sedikit asupan seratnya dibandingkan dengan di desa. Hal ini dingkapkan oleh dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dalam Pertemuan Ilmiah Bidang Gastroenterologi FKUI/RSCM pada akhir April kemarin.
Bagaimana Bila Konsumsi Serat Rendah?
Dulu serat makanan hanya dianggap sebagai sumber energi yang tidak tersedia (non-available energy source) dan hanya dikenal mempunyai efek pencahar perut. Namun berbagai penelitian melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan insiden timbulnya berbagai macam penyakit di antaranya kanker usus besar, penyakit kardiovaskular dan obesitas (kegemukan).
“Makanan yang kaya serat sangat berhubungan dengan kondisi feses. Semakin tinggi serat yang dikonsumsi maka feses akan semakin lembab dan basah, sehingga buang air besar akan lebih mudah,” jelasnya. Akibat utama yang terjadi akibat konsumsi rendah serat adalah konstipasi yaitu apabila susah buang air besar atau sembelit dan buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Konstipasi ini dapat menyebabkan penyakit lain seperti hemoroid atau lebih dikenal dengan wasir. Lebih lanjut, kekurangan serat dapat menyebabkan berbagai penyakit divertikulosis (dicirikan dengan adanya penonjolan pada bagian luar usus berbentuk bisul yang disertai radang atau infeksi), penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, hiperkolesterol, peningkatan asam urat, kanker; dan gangguan pencernaan lainnya.
Agar jumlah serat yang dikonsumsi tidak kurang dan juga tidak berlebihan, maka ia menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi secara bervariasi, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran dan buah-buahan, dengan mengikuti anjuran konsumsi serat sebanyak 25 gram per hari. Dan bila perlu mengkonsumsi tambahan asupan serat untuk memperlancar ke ‘belakang’ dan jauh dari masalah pencernaan.
Serat makanan (dietary fiber) adalah bagian dari makanan yang tidak bisa dicerna dan diserap untuk menghasilkan energi. Serat didapat dari makanan seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan gandum.
Serat tidak diserap dan dicerna selama di usus halus dan terutama bekerja di usus besar. Peran serat dalam sistem pencernaan cukup banyak antara lain meningkatkan kandungan cairan feses (kotoran), mempercepat transit time (waktu yang diperlukan saat makanan masuk mulut hingga sisa-sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses), menurunkan kadar toksin, meningkatlan fermentasi usus besar, menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah dan menurunkan efek gula darah makanan yang mengandung karbohidrat.
Melalui penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, diketahui bahwa tingkat konsumsi serat orang Indonesia sangat rendah yaitu sekitar 10,5 gram per hari. Padahal seharusnya kita mengkonsumsi serat sebanyak 25 gram per hari untuk orang dewasa. Dan kecenderungan orang kota lebih sedikit asupan seratnya dibandingkan dengan di desa. Hal ini dingkapkan oleh dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dalam Pertemuan Ilmiah Bidang Gastroenterologi FKUI/RSCM pada akhir April kemarin.
Bagaimana Bila Konsumsi Serat Rendah?
Dulu serat makanan hanya dianggap sebagai sumber energi yang tidak tersedia (non-available energy source) dan hanya dikenal mempunyai efek pencahar perut. Namun berbagai penelitian melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan insiden timbulnya berbagai macam penyakit di antaranya kanker usus besar, penyakit kardiovaskular dan obesitas (kegemukan).
“Makanan yang kaya serat sangat berhubungan dengan kondisi feses. Semakin tinggi serat yang dikonsumsi maka feses akan semakin lembab dan basah, sehingga buang air besar akan lebih mudah,” jelasnya. Akibat utama yang terjadi akibat konsumsi rendah serat adalah konstipasi yaitu apabila susah buang air besar atau sembelit dan buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu.
Konstipasi ini dapat menyebabkan penyakit lain seperti hemoroid atau lebih dikenal dengan wasir. Lebih lanjut, kekurangan serat dapat menyebabkan berbagai penyakit divertikulosis (dicirikan dengan adanya penonjolan pada bagian luar usus berbentuk bisul yang disertai radang atau infeksi), penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, hipertensi, kencing manis, hiperkolesterol, peningkatan asam urat, kanker; dan gangguan pencernaan lainnya.
Agar jumlah serat yang dikonsumsi tidak kurang dan juga tidak berlebihan, maka ia menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi secara bervariasi, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran dan buah-buahan, dengan mengikuti anjuran konsumsi serat sebanyak 25 gram per hari. Dan bila perlu mengkonsumsi tambahan asupan serat untuk memperlancar ke ‘belakang’ dan jauh dari masalah pencernaan.
Comments
»
trus solusi alami yang cepat apa ya?
serat yang paling banyak di buah²an ada di nenas ato pepaya?
thanks
bimo
(ary38226@yahoo.com)
PS:
kalo gak keberatan, balas ke e-mail ku aja ya mbak, hehehe...