Curhat dengan Pasangan

Hi Moms, gimana kabarnya semua? Semoga sehat-sehat ya.. Belakangan saya lagi merasa rada hectic dengan segala urusan anak-anak, rumah, sekolah, usaha kuliner kecil-kecilan, rasanya waktu 24 jam kurang banget. Baru merem tidur malem, tau-tau udah adzan subuh lagi. Kalau dulu anak baru 1 apalagi belum sekolah, rasanya masih bisa menikmati pagi dengan tenang, tapi ketika anak sudah sekolah semuanya berubah. Pagi-pagi harus sudah menyiapkan sarapan, bekal snacks dan lunch untuk di sekolah. Walau sudah disiapkan jadwalnya, tapi prakteknya tidak selalu mulus Moms, ada aja bahan yang habis, atau anak minta menu yg lain, dan kalau anak yang sekolah lebih dari satu maka permintaan pun bisa berbeda-beda. Seru grabag grubug di dapur sampai ngga terasa waktu udah mepet, buru-buru siap-siap untuk antar anak ke sekolah. Dan tadi pagi drama bertambah, hujan deras, jalanan macet, dan si kakak bilang: "bekal aku ko ngga ada ya?" OMG udah disiapkan di meja tinggal diangkut pun bisa ketinggalan, mau puter balik pun ngga mungkin karena jalanan super macet beberapa hari belakangan ini. Akhirnya bang ojol to the rescue, bekalpun sampai tepat pada waktu snack time. fyuh.. ada-ada saja memang ya drama pagi hari.

Kalau lagi merasa hectic banget biasanya saya suka curhat sama suami, walaupun kadang saran-saran atau komentarnya ngga sesuai keinginan tapi saya dapat perspektif pemikiran yang ngga cuma dari kepala saya yang lagi mumet. Curhat pada pasangan ternyata penting lho Moms, terlebih kita sebagai ibu yang aktivitasnya banyak di rumah tentu sering merasa sepi, dan waktu untuk curhat dengan pasangan sangatlah dinanti. Tapi ternyata isi curhat atau diskusi dengan pasangan bisa berpengaruh juga pada kesehatan kita dan pasangan.

KiecoltGlaser dan kolega melalui penelitian menemukan bahwa kualitas dari sebuah diskusi dengan pasangan sangatlah penting. Pasangan yang sering saling berlawanan pendapat bisa menimbulkan efek negatif di tubuh termasuk peningkatan hormon stres dan molekul terkait anti inflamasi. Pernikahan yang penuh dengan konflik bisa berpengaruh pada proses penyembuhan luka dan level darah dari hormon stres. Penelitian ini dilakukan terhadap 40 pasangan menikah dengan mengamati perubahan kimia tubuh sekitar 24 jam setelah mendiskusikan sebuah konflik terkait topik seperti uang, mertua, dan komunikasi. Pasangan yang bisa menerima perbedaan pendapat dengan tetap saling sayang dan menghargai akan mengalami penyembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan pasangan yang lebih sarkastik dan kurang bisa menghargai perbedaan pendapat.

Selain terkait kesehatan, masih banyak manfaat curhat dengan pasangan seperti ikatan pernikahan yang lebih kuat dengan terjaganya komunikasi yang baik dengan pasangan. Yang penting sebagai pasangan kita bisa berusaha saling menghargai perbedaan pendapat yang rawan menimbulkan konflik ya. Jadi, sudah curhat belum hari ini? 

Sumber:

https://newsinhealth.nih.gov/2017/02/do-social-ties-affect-our-health

Comments

Popular posts from this blog

Atur Duit untuk Kesehatan

Manfaat Kol untuk Ibu Menyusui, Emang Ada?

Adiksi Medsos dan Bahayanya