Ati2 minum obat pilek!!

Knapa juga musti ati2 buat minum obat pilek, yg mungkin dah jd obat langganan setiap kali ingus meler (hehe jorok), idung mampet n bersin2 udah menyerang.. tapi sebelum protes, mending baca dulu yg ini:

Setelah gw jg dpt info dari seorang ahli farmakologi indonesia yg paling ngetop, prof Dr iwan darmansjah, kayaknya topik ini penting buat diinformasikan. Ternyata minum obat pilek itu musti ati2. coba deh liat kandungan obat pilek yg ada d rumah, biasanya ada kandungan phenylpropanolamin (PPA) di dalamnya. PPA adalah bahan obat yang digunakan dalam obat resep atau bebas sebagai dekongestan hidung yang memiliki efek mengurangi gejala hidung tersumbat. Selain sebagai obat pilek, PPA juga banyak digunakan sebagai obat pengurus badan yang bekerja menekan nafsu makan dengan dosis yang bisa mencapai tiga kali lipat dari obat pilek. trus knapa jd bahaya??
Sejak 20 tahun yg lalu obat pilek mengandung PPA dicurigain menyebabkan stroke, tapi krn baru dicurigai jd didiemin aja. tp untungnya, akhirnya ada pencerahan. Tahun 2001 ada pnelitian yang dimuat di New England Journal of Medicine. Pada penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti dari Yale University School of Medicine, ternyata minum obat pilek yg mengandung PPA bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke hemoragik (perdarahan di otak). Peningkatan ini cukup menyeramkan, antara 3-18 kali lipat!

Sebagai tindak lanjut dr penelitian ini akhirnya FDA (Food and Drug Administration) melarang penggunaan obat ini di Amerika. FDA memperkirakan setiap tahunnya ada 200 sampai 500 kejadian stroke yang diakibatkan penggunaan obat mengandung PPA, karena itu sejak pada November tahun 2000 peredaran obat-obatan mengandung PPA ditarik. Hal ini diikuti juga oleh negara-negara lain, termasuk Australia dan Singapura.

Gimana dengan Indonesia??Di Indonesia, perubahan dilakukan juga, tetapi hanya dengan membatasi dosis. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM), Depkes RI, akhirnya memberlakukan pembatasan dosis PPA dalam obat pilek, dari 25 mg atau lebih yang biasa digunakan pada obat pilek menjadi 15 mg per tablet. Menurut POM batas dosis ini cukup aman untuk dikonsumsi.

Tapi Prof Iwan berpendapat bahwa dengan penurunan dosis ini, biasanya efektifitas obat akan menurun dan membuat pengguna meminumnya sampai beberapa tablet sekali minum, tentu ini lebih berbahaya lagi. “Tindakan pembatasan dosis ini sangat tidak benar. Amerika saja negara yang paling bebas dalam obat-obatan melarang sama sekali penggunaan PPA sejak tahun 2000, mengapa kita hanya membatasi dosis saja? Itulah lengahnya kita," katanya.

Gawatnya lagi, 90% dari obat pilek yang beredar di Indonesia mengandung PPA, termasuk juga untuk anak2. Padahal sebenernya terdapat pilihan lain yaitu zat efedrin dan pseudo efedrin sebagai dekongestan. Efedrin dan pseudoefedrin lebih efektif karena dengan dosis kecil saja sekitar 8-10 mg sudah mempan dan lebih aman. Harganya pun lebih murah. Tetapi anehnya justru obat ini jarang digunakan.

So.. musti gmana ya? sampe saat ini emang ga ada pilihan lain, PPA masih jd pilihan utama, mau ngga mau krn yg mengandung zat lain jarang ditemuin.Tapi sebaiknya emang kita lebih waspada. Kalau bisa usahakan jgn konsumsi obat pilek yg mengandung PPA, kalo terpaksa jgn sampe dosisnya berlebihan, dan kalau bisa dihindari jangan sampai terlalu sering mengonsumsi.. atau mau demo ke BPOM? boleh jg..gw dukuung! ^_^

Comments

aku kalau pilek mium cucu anget langsung sembuh bu dokter, ,,,kenapa ya?!
Anonymous said…
Menurut gw yg orng awam didunia farmasi, namun sebagai orng yg suka mengkonsumsi obat2 warung info begini perlu bangeet. Sepertinya YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) perlu ada buat buat sektor farmasi buat bantuin BPOM dari sisi konsumen...ya bu dokter... :)
Unknown said…
yah. inilah negara tanpa rakyat, negara gak pernah mikirin nasib rakyatnya, karena emang gak ada rakyat di negeri ini, yang ada cuma pengusaha, pejabat, orang kaya, dan konglomerat yang kalo sakit keluar negeri untuk berobat.
Orang miskin emang dilarang sakit dinegeri ini. dari obat dikasih racun sampai biaya perawatan setengah mampus.
Anonymous said…
untung kalo pilek saya lebih pilih banyak2 istirahat daripada minum obat.
Abah Ruli said…
Bagus banget infonya btw kaga ada pilihan lain kecuali using traditional way... Jamu gendong !
maruf hadi said…
wah ikut comment deh jadinya, emang lucu para cendikiawan indo banyak yang pinter tapi emang nalurinya goblok, udah tau menyebabkan resiko stroke eh tetep aja diproduksi, emang untungnya gede kali ye buat para pengusaha obat dan departemen terkait,cuma ngak usah demo lah mbak sally, kirim aja i paket obat pilek yang mengandung 100 mg PPA ke dirjen POM, hehehe, biar dia dulu yang coba minum, baru tau rasa
Anonymous said…
Lah bahaya dong kalau gitu
Anonymous said…
Waduh gw no comment deh...
Except lu dokter apa model sih..
Cakep banget..
Nesa said…
jadi obatnya apa dok...
kalau meler terus tuh ingusnyeee...
Anonymous said…
thanks banget infonya bu dokter...
salam kenal dari saya (ratna di kalibata)
jangan2 PPA di luar negeri yang dilarang itu, dijual diIndonesia kali ya...dan Indonesia diiming2i keampuhan PPA ini!gawat nich..!
padahal kan dokter, ahli farmasi di indonesia banyak yang lulusan luarnegeri kan..?mereka kok gak bagi2 info ini ya..hmmmm...semoga indonesia gak "ngeyel2" lagi!! masalah nyawa nih...!
so be carefull aja yah...
chill said…
kalo gw sih klo gi flu minum nya rhinos.... separah2nya tuh flu paling 2-3 kali minum dah smbuh... emang sih obatnya rada mahal dibanding obat2 flu biasanya.... tpi bebas PPA..!!!
Investpanas said…
met kenal bos thanks atas infonya
narpen said…
wah haturnuhun infotnya mbak,, dulu saya pernah baca sekilas di koran (lupa, kynya kompas) tapi baru bener2 ngeh efeknya setelah baca ini :)

Popular posts from this blog

Atur Duit untuk Kesehatan

Manfaat Kol untuk Ibu Menyusui, Emang Ada?

Adiksi Medsos dan Bahayanya